Agenesis Vagina: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan - Agenesis vagina adalah kelainan bawaan pada sistem reproduksi wanita di mana saluran vagina tidak berkembang secara normal atau bahkan tidak ada.
Agenesis Vagina |
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, dan pengobatan agenesis vagina, serta memberikan informasi yang penting bagi mereka yang terkena kondisi ini.
Apa itu Agenesis Vagina?
Agenesis Vagina adalah kelainan bawaan di mana seorang wanita tidak memiliki vagina, leher rahim, rahim, saluran tuba, atau ovarium. Penderita Agenesis Vagina bisa jadi memiliki organ-organ genital tersebut tetapi kurang sempurna.
Agenesis vagina adalah kelainan bawaan yang terjadi saat perkembangan embrio. Namun, pada beberapa kasus, saluran vagina tidak berkembang sepenuhnya atau bahkan tidak ada.
Ketika kita membicarakan agenesis vagina, kita menghadapi realitas yang sulit diterima. Bagi sebagian besar wanita, vagina adalah salah satu bagian tubuh yang paling intim, memberikan kekuatan, keindahan, dan potensi kehidupan.
Namun, bagi mereka yang terkena agenesis vagina, ini adalah kehidupan yang terus-menerus terpenuhi dengan kekecewaan, ketidakpastian, dan perjuangan emosional yang menghancurkan.
Penyebab Agenesis Vagina
Mari kita telusuri sejenak penyebab agenesis vagina. Beberapa kasus agenesis vagina disebabkan oleh faktor genetik yang rumit.
Kadang-kadang, gangguan dalam perkembangan embrio menyebabkan saluran vagina tidak berkembang dengan benar. Pengaruh hormonal juga dapat memainkan peran penting dalam kondisi ini.
Artikel Pilihan: Jangan Mandi Setelah Melakukan Kegiatan Ini, Bahaya nya Gak Main - Main
Penyebab Agenesis Vagina secara pasti masih belum jelas. Namun, para ilmuwan menduga ini terjadi bahwa pada waktu tertentu ketika usia kandungan masuk minggu ke-20, perkembangan saluran mullerian tidak berkembang dengan baik.
Akibatnya, vagina atau rahim gagal terbentuk atau tidak terbentuk secara sempurna.
Selain karena adanya faktor perkembangan janin yang tidak sempurna, kejadian Vaginal Agenesis juga terkait dengan beberapa kelainan kongenital lainnya, seperti Mayer-von Rokitansky-Küster-Hauser’s Syndrome, Androgen Insensitivity syndrome (AIS), dan Disgenesis Gonadal Campuran.
Apakah Agenesis Vagina bisa diwariskan?
Hanya ada sedikit bukti bahwa Vaginal Agenesis bersifat diwariskan. Walaupun kelainan ini termasuk kelainan bawaan yang terjadi secara genetik, namun riwayat keluarga yang mengalami Agenesis Vaginal tidak termasuk faktor risiko pada kelainan ini.
Gejala Agenesis Vagina
Ada beberapa gejala Agenesis Vagina yang bisa terlihat. Ada gejala yang bisa terlihat sejak lahir dan ada yang baru terlihat ketika memasuki fase remaja.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala Agenesis Vagina:
1. Tidak ada lubang vagina
Penderita Vaginal Agenesis yang tidak memiliki vagina akan memiliki gejala berupa tidak terlihatnya lubang vagina.
2. Amenore primer
Tanda dan gejala Agenesis Vagina seringkali baru diketahui ketika anak perempuan tersebut mencapai usia remaja dan belum jua mengalami haid (karena tidak memiliki rahim) padahal teman sebayanya sudah mengalami menstruasi.
3. Nyeri haid parah
Perempuan yang mengalami Vaginal Agenesis bisa saja mengalami periode menstruasi. Akan tetapi, ada beberapa ketidaknyamanan yang akan dialami. Beberapa wanita dengan kondisi Agenesis Vagina akan mengalami nyeri haid parah.
Nyeri haid yang parah bisa berupa kram rahim, sakit perut, dan susah bergerak. Rasa sakit yang parah tersebut disebabkan karena adanya penumpukan aliran menstruasi yang tersumbat akibat tidak adanya vagina.
Diagnosis Agenesis Vagina
Diagnosis Vaginal Agenesis tergantung pada usia dan kondisi pasien. Apabila gejala Agenesis Vagina berupa tidak adanya lubang vagina, maka dokter cukup melihat kondisi lubang vagina bayi perempuan.
Namun, jika usia pasien sudah menginjak fase remaja, maka ada beberapa tindakan diagnosis lainnya. Tahap pertama yang akan dilakukan dokter adalah menggali informasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala yang dialami.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang perlu dijalani oleh penderita Agenesis Vagina yang sudah masuk usia remaja:
1. Pemeriksaan ginjal – untuk mengetahui kondisi dan kelainan yang muncul;
2. Pemeriksaan tanda-tanda seks sekunder – perkembangan payudara, rambut kemaluan, rambut ketiak;
3. Tes darah – untuk melihat kromosom dan mengukur kadar hormon dalam rangka menyingkirkan kemungkinan selain Agenesis Vagina;
4. USG – untuk melihat kondisi rahim dan ovarium pasien;
5. MRI – untuk mendapatkan visualisasi yang lebih jelas pada sistem reproduksi dan ginjal pasien.
Proses diagnosis agenesis vagina melibatkan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter yang terlatih. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi struktur anatomi dan mencari tanda-tanda kelainan.
Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasound atau MRI dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi saluran vagina.
Dan sangat penting untuk berkonsultasi dengan spesialis yang berpengalaman dalam kondisi ini untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang tepat.
Komplikasi Vaginal Agenesis
Komplikasi yang terjadi pada kondisi Agenesis Vagina berbeda-beda tergantung kondisi pasien. Berikut ini adalah beberapa komplikasi Vaginal Agenesis:
a. Tidak bisa hamil (jika ovarium dan rahim terganggu)
b. Tidak bisa memiliki anak (jika ovarium terganggu)
Pengobatan Agenesis Vagina
Pengobatan Agenesis Vagina yang banyak dilakukan terjadi pada kasus di mana seorang wanita tidak memiliki vagina atau kurang sempurna.
Berikut ini adalah beberapa cara menangani Agenesis Vagina jika masalahnya terletak pada lubang vagina:
1. Self-dilation
Dokter akan merekomendasikan dilatasi (pelebaran) vagina tanpa operasi. Anda akan diminta untuk menekan dilator pada kulit vagina selama 30 menit hingga 2 jam dalam sehari. Mungkin butuh waktu hingga beberapa bulan agar mendapatkan hasil yang sesuai.
2. Dilation melalui hubungan intim
Selain dengan menggunakan dilator (alat pelebar khusus), pelebaran lubang vagina juga bisa dilakukan melalui hubungan seksual. Ini dilakukan pada pasien yang sudah memiliki pasangan.
3. Operasi
Apabila upaya pelebaran vagina baik dengan dilator maupun hubungan seksual tidak berhasil, maka pengobatan Agenesis Vagina dilakukan dengan menempuh tindakan operasi. Tindakan operasi yang dilakukan adalah Vaginoplasty untuk membuat vagina.
Akhir Kata
Agenesis vagina adalah perjalanan yang penuh tantangan, baik secara fisik maupun emosional. Namun, dengan pemahaman yang tepat, pengobatan yang memadai, dan dukungan yang kuat, ada harapan untuk mengatasi setiap rintangan.
Kita harus mengakui kekuatan dan keberanian yang ada dalam diri kita, serta memberi ruang untuk pengertian dan dukungan yang luar biasa dari orang-orang di sekitar kita.
Baca Artikel Menarik lainnya di Google News GARUTSELATAN.NET