Cara Nabi Muhammad SAW Merayakan Hari Raya Idulfitri - Untuk kedua kalinya umat muslim Indonesia akan merayakan Hari Raya Idulfitri pada 1 Syawal 1442 Hijriah di masa pandemi Covid-19, yang artinya dirayakan tetap dengan menaati protokol kesehatan.
Mudik, saling mengirim bingkisan, tunjangan hari raya (THR), dan hampers menjadi tradisi merayakan Hari Raya Idulfitri.
Jika itu tradisi masyarakat Indonesia, lalu seperti apa cara Nabi Muhammad SAW merayakan Idulfitri?
Mengutip NU Online yang merujuk buku berjudul 'How Did Ths Prophet and His Companion Celebrate Eid?', setidaknya ada 6 cara Rasulullah merayakan Idulfitri yang digelar usai Perang Badar, sebagai berikut:
1. Mengumandangkan takbir
Diriwayatkan bahwa Rasulullah mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pada pagi hari 1 Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan Allah SWT dalam firmannya dalam alquran surat al-baqarah ayat 185:
"Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan nama Allah) atas petunjuk yang telah diberikan-nya kepadamu. Semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur,".
2. Menggunakan pakaian terbaik
Rasulullah mandi, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Kisah ini terekam dalam hadist yang diriwayatkan Al Hakim.
3. Makan sebelum salat Idulfitri
Berbeda dengan Hari Raya Iduladha yang disunahkan berpuasa sebelum salat ied, namun pada Hari Raya Idulfitri diharamkan untuk berpuasa. Maka dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada hari Idul Fitri, itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.
Sebelum salat Idul Fitri, Rasulullah biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil 3, 5 atau 7 butir. Dalam sebuah hadist disebutkan pada waktu Idul Fitri Rasulullah tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.
4. Pilih rute jalan berbeda setelah salat Idulfitri
Rasulullah menunaikan salat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki perempuan ataupun anak-anak. Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat diberlangsungkannya salat Idul Fitri.
Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan salat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar 2 meter. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.
5. Mendatangi tempat keramaian
Suatu ketika saat hari raya Idulfitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.
Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sempat menjengukan atau memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu di atas bahu Rasulullah dengan puas.
6. Mengunjungi rumah sahabat
Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat hari raya Idulfitri sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika Idulfitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.
Pada kesempatan ini Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan.
Namun lebaran kali ini masih di masa pandemi Covid-18, sehingga alangkah baiknya menghindari keramaian, namun tetap tidak menghilangkan keutamaan Hari Raya Idulfitri yaitu saling bersilahturahmi meski melalui sambungan internet.
Baca Artikel Menarik lainnya di Google News GARUTSELATAN.NET