Kabar Matahari Buatan China yang Hebohkan Dunia, Bagaimana Sekarang ? - Beberapa waktu lalu teknologi bernama Experimental Advance Superconducting Tokamak (EAST) sempat bikin heboh karena disebut sebagai artifisial Matahari atau Matahari buatan. Lantas apa kabar pengembangan teknologi ini?
Kabar Matahari Buatan China yang Hebohkan Dunia, Bagaimana Sekarang ?
Pada Mei lalu ternyata Matahari buatan China menciptakan rekor baru. Suhu plasma EAST sudah berhasil mencapai 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan 160 juta Celcius selama 20 detik.
Perangkat Tokamak terletak di Hefei Institute of Physical Science of Chinese Academy of Sciences. Alat ini dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang terjadi secara alami di Matahari dan bintang-bintang untuk menyediakan energi bersih yang hampir tak terbatas melalui fusi nuklir terkontrol, yang sering dijuluki "Matahari buatan".
Pencapaian itu memecahkan rekor sebelumnya yang mampu mempertahankan suhu plasma pada 100 juta derajat Celcius selama 100 detik.
Menurut Li Miao, direktur departemen fisika Universitas Sains dan Teknologi Selatan di Shenzhen, ini adalah tonggak pencapaian tujuan menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu yang lama.
"Terobosan ini adalah kemajuan yang signifikan, dan tujuan akhir harus menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu yang lama," kata Li Miao dikutip dari Global Times, Rabu (21/9/2021). Ia menambahkan tonggak berikutnya mungkin untuk menjaga stabilitas selama seminggu atau lebih.
Mencapai suhu plasma di atas 100 juta derajat Celcius adalah salah satu tantangan utama untuk memanfaatkan fusi nuklir. Pada akhir tahun 2020, perangkat Korea Selatan mencapai 100 juta Celcius selama 20 detik. Suhu di inti matahari secara luas diyakini 15 juta Celcius, yang berarti bahwa plasma di inti perangkat akan tujuh kali lebih panas dari matahari.
Energi yang dihasilkan dari fusi nuklir adalah energi yang paling andal dan bersih, Lin Boqiang, direktur Pusat Penelitian Ekonomi Energi China di Universitas Xiamen, mengatakan jika teknologi itu dapat diterapkan secara komersial, itu akan memiliki manfaat ekonomi yang besar.
Namun, Lin Boqiang mengingatkan karena teknologi tersebut masih dalam tahap percobaan, setidaknya masih membutuhkan waktu 30 tahun bagi teknologi ini keluar dari laboratorium. "Ini lebih seperti teknologi masa depan yang sangat penting untuk dorongan pembangunan hijau China."
Eksperimen EAST adalah bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), sebuah proyek sains besar global kedua setelah Stasiun Luar Angkasa Internasional dalam ukuran, dan sedang dibangun bersama oleh China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan AS. Keberhasilannya penting bagi pemanfaatan fusi aman internasional di masa depan.
Fasilitas Matahari Buatan ini dikerjakan oleh 400 ilmuwan dan insinyur. Di dalamnya juga terdapat sistem vakum, sistem gelombang RF, sistem hamburan laser dan sistem microwave.
Baca Artikel Menarik lainnya di Google News GARUTSELATAN.NET