Uji Keterbacaan Instrumen AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) – Pengukuran melalui pengujian keterbacaan, yaitu kemudahan untuk membaca dan memahami suatu teks/naskah (pada sebuah instrumen).
Kemudahan dipengaruhi oleh panjang kalimat, pilihan kata, dan tata letak.
Uji Keterbacaan Instrumen AKMI |
Tujuan AKMI
- Untuk mengetahui tingkat keterbacaan instrumen oleh responden (bapak-ibu guru).
- Menjadi jembatanpengujian melalui item pernyataan pada Rating-Scaleyang akan dijadikan alat pengungkap tingkat kelayakan.
- Melalui uji keterbacaan ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana instrumen yang telah dibuat/disusun dapat dipahami oleh responden, baik itu struktur bahasa ataupun maksud pernyataan yang diajukan.
AKMI menyelenggarakan empat jenis instrumen yang akan di ASESMEN, dengan tujuan:
- mengukur kemampuan literasi yang mencerminkan kebiasaan belajar dan cara berpikir dan kecakapan hidup sesuai pengalaman yang diperoleh.
- mengukur kebiasaan yang mencerminkan perilaku dan karakter murid.
Pelaksanaan Uji Keterbacaan AKMI
- Memerlukan kontribusi dan masukan dari guru-guru madrasah untuk menelaah ketatabahasaan dalam SUSUNAN instrumen yang telah dibuat.
- Program AKMI menggunakan 5 kriteria penilaian, yaitu:
- Sangat Layak/Sangat Baik
- Layak/Baik
- Cukup
- Kurang Layak / Kurang Baik
- Sangat Kurang Layak / Sangat Kurang Baik
- Identifikasi kriteria kelayakan instrumen/memetik instrumen layak akan melalui pengolahan data dalam menentukan nilainya.
Tanya Jawab Seputar AKMI
Q. Apa manfaatmenyelenggarakanasesmenliterasiuntuk anak-anak madrasah?
A. Agar siswa terbiasa dan terpupuk budaya membaca, serta senang mencermati fenomena kehidupan, kejadian nyata, dan saling ketergantungan di lingkungan sekitar.
Q. Mengapa bentuk soal literasi harus menggunakan stimulus dengan kalimat panjang, atau gambar yang bukan dipelajari di kelas?
A. Literasi artinya kebermaknaan, artinya siswa memperoleh pengetahuan di ruang kelas (bersifat rutin) yang akan menjadi modal pengembangan kompetensinya.
Modal komptensinya menjadi dasar dalam memahami pengetahuan baru secara mandiri yang diperoleh dari lingkungannya.
Maka konsep stimulus harus mengangkat makna dari sebuah fenomena keilmuan yang berbeda (=baru), namun dalam menjawabnya telah memiliki modal kompetensi.
Q. Apakah ada jaminan bahwa siswa akan membaca stimulus yang kaya muatan dan menjawab soal-soal dengan serius dan benar?
A. Perlu pembiasaan dan secara perlahan memberi pengalaman belajar siswa melalui praktik atau pengalaman hidup langsung, mengenalkan lingkungan lebih bermakna (literat).
Peran guru sangat penting untuk mengajak anak berliterasi, secara bertahap akan menjadi budaya. Peran responden juga penting, karena dapat berkontribusi memberikan masukan berharga agar tersusun instrumen yang layak.
Untuk file lengkap Uji Keterbacaan Instrumen AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) bisa —– DOWNLOAD DISINI —–
Baca Juga
Baca Artikel Menarik lainnya di Google News GARUTSELATAN.NET